OLEH : EDY AGUSISWANTO, S.T. NIP. 19690818202221 1 002
Deskripsi Studi Kasus
Pada praktik pengalaman lapangan yang telah saya lakukan selama satu semester, terdapat sebuah permasalahan yang menjadi pemantik perhatian saya sebagai guru, yaitu terjadinya miskonsepsi tentang simbol gerbang dasar logika dan nilai-nilai input dan output berupa angka biner “0” dan “1” digantikan dengan variabel-variabel berupa huruf A, B, C, dan seterusnya. Simbol gerbang dasar logika seperti AND dan OR kadang dan sering tertukar, sehingga prinsip kerjanyapun juga ikut tertukar begitu juga sebaliknya. Bahkan gambar simbolnyapun jadi tidak beraturan/standar lagi, ketika di gambar oleh siswa, karena konsepnya belum siswa pahami sepenuhnya. Ketika gerbang logika mulai dimplementasikan ke nilai-nilai input dan output berupa 0 dan 1, dan ketika input diubah menjadi suatu variabel, disitulah terjadi kebingungan ketika terjadi perubahan itu.
Hal ini merupakan permasalahan yang harus segera diatasi, mengingat materi pembelajaran ini adalah dasar dari teknik kontrol makatronika, yang erat berkaitan dengan sinyal-sinyal diskrit berupa 0 dan 1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi akar permasalahan yaitu dengan memerhatikan metode dan model pembelajaran, media pembelajaran serta karakteristik siswa. Sehingga kemampuan pedagogik guru dalam merancang pembelajaran, memilih model dan metode pembelajaran serta kemampuan menggunakan teknologi pembelajaran sangat relevan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Analisis Situasi
Analisis situasi kasus di atas yaitu pembelajaran gerbang dasar logika di kelas yang masih menggunakan metode konvensional, pembelajaran masih terpusat pada guru, dan pembelajaran hanya bersumber pada buku/diktat yang disediakan/dibuat oleh guru. Hal tersebut menyebabkan rendahnya minat belajar siswa kelas XI pada pembelajaran gerbang dasar logika, yang pada akhirnya menyebabkan miskonsepsi karena ketidaktertarikan pada materi tersebut. Dengan meningkatnya minat belajar, maka siswa akan lebih aktif saat belajar, bisa mengingat materi dan merasa tidak jenuh saat proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. Untuk meningkatkan minat dan semangat belajar siswa saya menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berbantuan aplikasi Excel untuk membuat dan mengecek kebenaran Tabel Kebenaran dan aplikasi Proteus 8 untuk memantapkan konsep simbol/gambar gerbang logika dasar dan mensimulasikannya.
Pada tahap perancangan pembelajaran, terlebih dahulu saya mengobservasi permasalahan yang ada dalam kelas tersebut, kemudian merancang model pembelajaran PjBL mulai dari membuat Modul Ajar, media pembelajaran (PPT dan video pembelajaran tentang fungsi logika di Excel dan Proteus 8), dan soal evaluasi. Dalam merancang hal tersebut saya lakukan sendiri namun tetap berkonsultasi kepada guru pamong dan juga dosen pembimbing. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang saya laksanakan di kelas XI Teknik Mekatronika. Dan tahap terakhir adalah tahap refleksi yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Hambatan yang saya alami adalah pada tahap perancangan pembelajaran yang membutuhkan banyak waktu dan tambahan materi pembelajaran. Sedangkan tantangan yang saya hadapi adalah dalam memfasilitasi alat pembelajaran berupa unit komputer dan aplikasi di dalamnya yang dapat meningkatkan minat dan pemahaman belajar siswa dan dapat digunakan untuk menguji hasil proyek siswa. Hambatan dan tantangan tersebut menjadi pemacu semangat untuk merancang pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dan lebih memantapkan pemahaman siswa terhadap materi gerbang dasar logika.
Alternatif Solusi
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berbantuan aplikasi Excel dan Proteus 8 pada pembelajaran kejuruan Teknik Kontrol Mekatronika, pada materi Gerbang Dasar logika, merupakan solusi bagi kasus miskonsepsi dan rendahnya minat siswa pada pembelajaran gerbang dasar logika. Hal ini karena model pembelajaran PjBL berbantuan aplikasi Excel dan Proteus 8 memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih menyenangkan dan antusias dalam pembelajaran. Media pembelajaran berbasis komputer dengan bantuan aplikasi Excel dan Proteus 8 saya pilih untuk menunjang pembelajaran PjBL, dapat meningkatkan keterlibatan siswa, dan menciptakan variasi serta kejutan dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Pada kegiatan inti terdiri dari tahap penyajian kelas, yang mana guru memaparkan materi melalui PPT, tata cara mengerjakan proyek, dan aturan memakai komputer serta teori dasar Excel dan Proteus 8. Selanjutnya tahap belajar dalam kelompok, siswa di bagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang dengan kemampuan heterogen. Disini saya sudah membagi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pada tahap ini kelompok mengerjakan LKPD. Selanjutnya tahap Pengerjaan proyek, setiap kelompok diberikan waktu untuk mengerjakan proyek pada kelompok masing-masing, memahami dan membagi tugas dan mengisi laporan pada lembar kertas yang telah disediakan. Setelah itu guru akan menilai dan memberikan skor apabila kelompok menjawab dengan benar. Selanjutnya tahap presentasi, disini perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas, menampilkan hsil proyek mereka, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau kelompok yang lain dan mendapatkan skor apabila menjawab dengan benar.
Dan terakhir tahap penghargaan kelompok, disini kelompok dengan skor terbanyak akan mendapatkan reward dari guru. Penilaian pembelajaran yang saya lakukan meliputi pretest/Asesmen Awal di awal pembelajaran, pengerjaan LKPD dan Laporan Proyek, soal evaluasi/Asesmen Formatif. Pada saat pembelajaran saya dan guru pamong melakukan pengamatan terhadap sikap siswa. Selanjutnya saya dan guru pamong melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah saya lakukan.
Evaluasi
Minat belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara penerapan model pembelajaran yang sesuai, penggunaan media pembelajaran yang menarik dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Beragam media pembelajaran yang saya buat seperti pengembangan LKPD dengan memberikan stimulus pemecahan masalah proyek dalam bentuk video, artikel dan gambar, mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok kecil beranggotak 4 - 5 orang memberikan dampak yang positif seperti peningkatan partisipasi siswa dalam menyelesaikan LKPD, proyek dan laporan proyek dan melatih mereka dalam menemukan sendiri ide dan gagasannya dalam menjawab dan mengkomunikasikan masalah yang mereka temukan, hal ini juga melatih mereka untuk berpikir kreatif. Partisipasi peserta didik terlihat ketika mereka membagi tugas dan tanggung jawab dalam mengerjakan dan mengkomunikasikan hasil diskusi mereka dalam bentuk laporan proyek dan presentasi.
Peningkatan berpikir kreatif terlihat ketika mreka mengkomunikasikan dan menganalisis masalah yang ada pada LKPD dan laporan proyek dengan ide, konsep dan gagasan sendiri yang terlihat dalam bagaimana mereka menjawab pertannyan yang mereka munculkan sendiri. Dalam proses pembelajarn tidak semua peserta didik mengalami peningkatan namun dengan kemapuan dan keunikanya masing-masing ada yang kurang kreatif sampai yang sangat kreatif. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran.